jejak tulisan si kaki kecil

Mengenal Innerchild: Sadar akan Luka Masa Lalu

Konten [Tampil]
Luka masa lalu

Luka masa lalu mungkin tak asing lagi bagi kita yang belajar tentang innerchild. Luka yang bisa menimbulkan luka baru sehingga akan berulang terus menerus jika tak kunjung disembuhkan. Tanpa kita sadari hal itu bisa menyakiti kita yang memiliki luka itu maupun orang lain di sekitar kita.

Memang sepertinya luka masa lalu tak begitu berbahaya, tetapi jika tak mengenalnya dengan baik maka bisa menimbulkan dampak negatif. Tanpa kita sadari akan menorehkan luka baru. Sehingga perlu mengenalnya agar bisa mencegah dan sadar ketika innerchild itu muncul. Agar respon yang kita lakukan bukan muncul secara spontan akibat innerchild tersebut.

Innerchild: Luka Masa Lalu

Innerchild biasanya berkaitan dengan luka masa kecil yang belum sembuh. Setiap orang memiliki luka yang berbeda, ada yang mungkin ringan ada juga yang memiliki luka yang cukup besar. Penyebab luka tersebut pun akan berbeda setiap orangnya sehingga ada beberapa penyebab yang bisa menorehkan luka innerchild.

1. Membandingkan

Tanpa kita sadari terkadang sifat membandingkan hadir karena luka innerchild. "Dia dan kamu sama-sama belajar dan tumbuh di lingkungan yang sama, tapi kok dia bisa berhasil dan kamu malah gagal?" Sering kali hal tersebut muncul begitu saja, dari awalnya yang kita tak peduli membuat kita jadi overthinking.

Padahal setiap orang bahkan anak kembar sekali pun akan menjalani hidup yang berbeda. Tak bisa dibandingkan begitu saja karena lahir dari orang tua yang sama. Mungkin terkesan sepele tapi akan meninggalkan kenangan yang tak menyenangkan. Pikiran, "kenapa aku selalu dibandingkan, padahal aku sudah berusaha dan memang hasilnya begitu" akan muncul begitu saja. Membuat luka yang terbawa hingga dewasa.

Selain itu, terkadang orang tua menuntut kita bisa hidup seperti mereka di masa lalu. Membandingkan kehidupan kita di zaman sekarang dengan kehidupan mereka di zaman dahulu. Padahal semua itu tak bisa dibandingkan begitu saja, zaman telah berubah begitu pula dengan kondisi. Maka apa yang dilakukan kita sekarang akan sangat mungkin berbeda dengan apa yang dilakukan orang zama dulu.

Membandingkan memang terkesan sepele, tapi tak dibenarkan dilakukan begitu saja. Apalagi dilakukan tanpa ada kesadaran, seolah terjadi begitu saja akibat kebiasaan. Dengan membandingkan bukan berarti orang menjadi lebih baik, tapi malah menimbulkan luka mendalam yang akan terbawa hingga dewasa. Jika memang seseorang melakukan sesuatu yang tidak kita harapkan, bukankah lebih baik kita mengatakan apa yang kita harapkan. Bukan malah membandingkan seolah membuat orang tersebut terkesan lebih buruk.

2. Meremehkan

"Kaya gitu aja masa nggak bisa?" Pernah gak mendengar kalimat itu. Bukannya kita tak bisa tapi kita tak pernah belajar melakukan atau diajarkan melakukannya, membuat kita tak bisa melakukannya. Seolah kita bisa belajar sendiri begitu saja semua hal sehingga bisa melakukan hal yang menurut orang sepele.

Jika memang menurut kita melakukan sesuatu terlihat mudah, belum tentu dengan orang lain. Jadi tak udahlah berkomentar menjatuhkan. Bukankah lebih baik mengajarkan agar orang tersebut bisa melakukannya. Agar tak meninggalkan luka ketika orang merasa diremehkan.

3. Pertengkaran

Pertengkaran antara orang tua atau orang dewasa di depan anak kecil akan menimbulkan luka. Walaupun orang dewasa menggangap anak akan cepat lupa, nyatanya apa yang terjadi bisa disimpan dalam ingatannya tanpa disadari.

Luka masa lalu yang banyak menimbulkan banyak trauma bagi anak kecil. Banyak yang memilih orang tuanya berpisah dibanding terpaksa bersama tetapi bertengkar setiap harinya. Padahal anak tak meminta lebih hanya ingin suasana yang damai jika memang orang tua tak lagi bisa bersama.

Memang ada banyak sekali banyak penyembab luka masa lalu. Tak bisa dipukul rata antara satu anak dan anak yang lain. Sehingga akan berbeda rasa sakit yang dirasakan oleh setiap anak. Walaupun hanya luka kecil, perlu disadari dan diobati agar tak menimbulkan luka lain yang mungkin lebih besar.

Sadar Ketika Innerchild Muncul

Innerchild sering kali muncul tanpa disadari. Seolah meledak begitu saja ketika ada pemicunya. Setelahnya maka akan timbul luka baru, bukannya melegakan malah penyesalan yang kerap kali muncul. Sehingga perlu dalam keadaan sadar ketika innerchild itu muncul agar respon yang keluar akan dipikirkan terlebih dahulu.

Kesadaran sangat diperlukan ketika innerchild itu muncul, tapi perlu adanya kebiasaan untuk melatihnya. Kebiasaan itu dimulai ketika kita melakukan ibadah seperti shalat. Kenapa? Ya tanpa kita sadari kita sering shalat tanpa sadar, bukan berarti kita tidur tapi pikiran kita yang tidak fokus. Shalat tetapi pikiran kemana-mana sampai kadang lupa bacaan, lupa rakaat, dan banyak lagi. Sehingga perlu belajar agar fokus ketika shalat.

Jika sudah mulai merasakan nikmatnya shalat dan berkomunikasi dengan Sang Pecipta, maka akan mudah untuk sadar ketika innerchild muncul. Apapun pemicunya, akan dengan mudah kita berpikir akan respon kita bukan malah meledak begitu saja.

Mengenal innerchild memang tak mudah apalagi memahaminya. Tetapi tetap harus belajar sadar ketika innerchild itu muncul agar luka masa lalu tak menimbulkan luka baru.
Zakia Widayanti
Seorang yang mengaku introver dan menjadikan tulisan sebagai jalan ninja agar tetap waras. Tulisan adalah caraku menyampaikan keresahan dan kegelisahan. Terkadang semakin banyak menulis bisa jadi tanda jika aku sedang galau atau sedih atau mungkin banyak deadline :)

Related Posts

11 komentar

  1. aku ada pengalaman innerchild, emang agak lucu si..

    waktu kecil pernah dibeliin mie ayam ga enak banget T.T dan akhirnya trauma makan mie ayam hampir sekitar 10tahunan gitu T.T

    BalasHapus
    Balasan
    1. KAlo aku, trauma minum susu, mas. Jadi sampe skrng ga bisa minum susu, pasti mual n rasanya mau muntah.. :D

      Hapus
    2. Kok pada punya trauma makanan gitu ya? Aku jarang kayaknya trauma makanan waktu kecil

      Hapus
  2. Pasti ada aja ya seperti itu

    BalasHapus
  3. Innerchild jika tidak diatasi segera bisa menimbulkan luka yang seperti hilang namun bisa muncul kapan saja saat ada trigger nya. Beruntung dulu udah belajar diBD tentang mengurai Innerchild

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, sebelumnya aku udah pernah ngerasain tapi nggak tau namanya. sejak ikut BD jadi tau kali itu innerchild

      Hapus
  4. MasyaaAllah...makasih sharingnya mba🙏

    BalasHapus

  5. Mengingatkan kembali pd kelas BD bersama Umi Roza.
    Terkadang, para ortu tdk sadar bahwa membandingkan anak dgn kaka/adik bahkan sepupu bisa membuat anak dendam, sakit dan bahkan berhenti peduli pd sekitar.

    Nice sharing Mbaa

    BalasHapus
  6. Sy mengenal iinerchild juga dari BD.. Masyaallah.. jadi kangen sekolah lg.. 😁🤗

    BalasHapus
  7. Terlahir di lingkungan yang sering banget membanding2kan dgn orang lain hingga sekarang, akhirnya memilih menarik diri daru lingkungan itu.. 😔

    BalasHapus
  8. Wah ini pembahasan yang terus berlanjut dan menarik. Betul, setiap orang pasti punya luka lama. Dan yang perlu dipahami juga, jangan sampai luka lama berlarut, ya.

    BalasHapus

Posting Komentar