jejak tulisan si kaki kecil

Islamic Home Education: Pendidikan Aqidah Islam pada Anak

1 komentar
Konten [Tampil]
Islamic home education adalah pendidikan yang berpusat pada keluarga atau rumah walaupun tekniknya bisa bersekolah formal maupun homeschooling. Orang tua akan menjadi manajemen pendidikan bagi anaknya sehingga orang tau yang menentukan dan memilih pendidikan terbaik bagi anaknya. 

Islamic home education 

Pendidikan yang pertama di fokuskan adalah bab aqidah sebagai pondasi. Pendidikan yang luas jangkauannya seperti moral, sex, akal dan lain sebagainya, harus memiliki pondasi iman yang kokoh dan akhlakul karimah. Aqidah tersebut merupakan perjanjian yang mengikat seseorang dengan Allah dalam bentuk yang Allah tentukan seperti rukun iman dan rukun islam. 

Lalu kenapa harus menjadikan aqidah yang pertama?

1. Tujuan utama pendidikan 

Tujuan pendidikan anak bukanlah menjadikan anak masuk sekolah favorit atau bekerja dengan gaji yang tinggi. Tetapi bagaimana mendapatkan ridho Allah dan masuk surga yang harus ditanamkan sebagai tujuan pendidikan anak. Seperti ketika akan belajar Al Quran bukan perkara paling cepat menghafal 30 jus tetapi menumbuhkan rasa cinta pada Al Quran. Sehingga anak senantiasa dekat dengan AL Quran dan tidak bosan walaupun telah menghaal 30 jus.

Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(QS At-Tarim : 6)

 

2. Teladan pendidikan para nabi 

Penanaman aqidah sebagai pondasi dasar agar terhindar dari fitnah akhir jaman adalah teladan pendidikan para nabi. Sehingga anak-anak jauh dari perilaku buruk yang muncul di akhir jaman, trend-trend akhir jaman dan lain sebagainya.

Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”
(QS Luqman : 13)

3. Langkah awal menemukan peran dan potensi diri 

Ketika aqidah menjadi pondasi, tauhid bagus, dan akhlaknya baik maka akan menemukan peran terbaik yang dititipkan Allah. Hal tersebut bisa menjadi pembuka jalan dalam menemukan jati diri dan potensinya. 

Ketika kita dekat dengan Allah, maka petunjuk-Nya pun akan dekat. Allahlah kunci rahasian potensi dan peran terbaik setiap orang. Walauapun saat ini banyak alat-alat yang digunakan untuk menemukan potensi masing-masing orang, tapi tetap Allah kuncinya. 

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik.
(QS Al Hasyr : 19)

4. Energy dalam menjalankan peran dan potensi diri 

Jika aqidah kuat maka kita akan lapang dengan apa yang menjadi potensi kita. Allah telah menentukan peran kita sehingga dapat berkontribusi baik untuk Allah, agama, dan masyarakat.

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
(QS An Nur : 55)

Jadi tak masalah anak bersekolah formal, non formal, homeschooling, ponpes, swasta, negeri, dan lain sebagainya yang sering diperdebatkan. Selama islamic home education yang menjadi porosnya, insya Allah akan melahirkan generasi muda izzah (percaya diri/bangga) dengan jatidirinya sebagai seorang muslim.
Zakia Widayanti
Seorang yang mengaku introver dan menjadikan tulisan sebagai jalan ninja agar tetap waras. Tulisan adalah caraku menyampaikan keresahan dan kegelisahan. Terkadang semakin banyak menulis bisa jadi tanda jika aku sedang galau atau sedih atau mungkin banyak deadline :)

Related Posts

1 komentar

  1. Yaa, aqidah sejak dini harus dikuatkan pada anak anak sih. apalagi zaman seperti ini, ngeri. Banyak pemikirian aneh nan "open minded" yaa mbak. Ada yg gini lah, ada yg gitu lah. Percaya zodiak, ramalan, indigo, dll.
    Pun, kalau ditarik ke belakang, ke zaman dulu, banyak jg yg tidak sesuai dgn kita. Sedekah laut lah, ngalap berkah "nyembah" kubur lah, dsb. bahaya bahaya..

    BalasHapus

Posting Komentar