jejak tulisan si kaki kecil

Merdeka Belajar: Solusi Keterbatasan di Tengah Pandemi

10 komentar
Konten [Tampil]
Merdeka Belajar: Solusi Keterbatasan di Tengah Pandemi

Segala keterbatasan di tengah pandemi membuat anak tak merdeka belajar. Belajar menjadi salah satu momok apalagi bagi ibu-ibu dengan segala tingkah laku anaknya. Tak jarang belajar dari rumah membuat para ibu harus mengelus dada akibat tugas sekolah anak.

Kalau baca curhatan ibu-ibu waktu awal pandemi tuh kadang antara kasian dan pengen ngakak gak si? Tugas anak yang ternyata terasa lebih banyak ketika belajar online dibandingkan offline. Apalagi tingkah laku anak yang tak bisa diam. Ada aja kelakuannya saat belajar online.

Apa pandemi memang mengubah belajar lebih menakutkan dibandingkan sebelumnya? Atau malah dengan adanya pandemi anak lebih merdeka dalam belajar. Lebih eksplor banyak hal tentang makna belajar yang sesungguhnya?

Pemahaman tentang Makna Belajar

Awalnya belajar yang aku tau ya duduk diam entah baca buku atau melakukan hal lain yang membuat terlihat belajar. Bahkan ada waktu khusus buat belajar kalau di sekolah ya dari jam 7 pagi sampai jam 1 siang. Kalau di rumah ya biasanya jam 7 malam sampai jam 9 malam. Aturan yang membuat belajar jadi beban gak si?

Siapa yang masih punya pemikiran kaya gitu? Duh sebenarnya belajar tuh nggak ada batasan waktunya. Dalam 24/7 yang kita habiskan, kita tuh sebenarnya juga belajar. Walaupun memang terlihat seperti bukan orang yang sedang belajar.

Belajar dari Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela

Pemahaman tentang belajar yang sesungguhnya itu aku dapatkan ketika membaca buku Totto-Chan. Buku ini aku pinjam dari temanku saat duduk di bangku SMP. Duh rasanya menyenangkan ya kalau belajarnya kaya Totto-Chan. Lha emang kenapa?

Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela

Sumber : www.mediasolidaritas.com

Dalam buku ini diceritakan tentang seorang anak bernama Totto-Chan yang dianggap nakal oleh gurunya. Emang benar Totto-Chan nakal? Kalau kata gurunya si iya karena Totto-Chan tak pernah bisa duduk diam saat belajar. Ada aja tingkah lakunya. Entah mengetuk-ngetuk meja atau bahkan berdiri di samping jendela untuk melihat burung. Kadang kita, orang dewasa, merasa kesal dengan tingkahnya itu dan langsung menjugde-nya nakal.

Saking kesalnya sang guru, Totto-Chan sampai dikeluarkan lho dari sekolah. Sedih banget gak si? Namun sang ibu tuh nggak memarahi Totto-Chan, malah mengajaknya pindah ke sekolah lain. Nggak bisa kalau Totto-Chan dikeluarkan tetapi menjelaskan jika sekolah sebelumnya nggak cocok untuk Totto-Chan.

Sang ibu menemukan sekolah baru yang tidak nampak seperti sekolah. Gimana enggak sekolahnya tuh di dalam bekas gerbong kereta, buka bangunan layaknya sekolah. Namun Totto-Chan sedang dan kagum dengan sekolah barunya.

Bahkan yang mengejutkan, sekolahnya nggak ada jadwal pelajaran kaya kita. Di sana bebas kita mau belajar apa. Jadi dalam satu kelas bisa jadi ada yang belajar sains, matematika, bahasa, dan lain-lain. Anak diberikan kebebasan dan guru hanya mendampingi lalu memberikan penjelasan ketika dibutuhkan. Keren gak si?

Pelajaran lainnya di sekolah Totto-Chan yang bikin aku pengen standing applause tuh cara guru dan kepala sekolahnya memahami anak. Pernah suatu hari ada benda jatuh ke saluran pembuangan, Totto-Chan langsung mencoba mengambilnya dan membongkar saluran pembuangan itu. Sang kepala sekolah melihatnya tetapi nggak marah. Cuma senyum dan bertanya lain ngapain.

Kepala sekolahnya mendengar penjelasan Totto-Chan dan membiarkannya dan hanya meminta untuk merapikannya seperti semula ketika selesai. Keren banget sih menurutku. Anak kecil diberikan tanggung jawab dan kepercayaan. Pelajaran yang jarang didapatkan. Seringnya apa yang dilakukan anak kecil tuh salah di mata orang dewasa sebelum mendengar penjelasannya.

Sejujurnya pengen banget bisa merasakan sekolah kaya Totto-Chan gitu. Bahkan ada sesi jalan-jalan sore lho! Jadi nggak cuma di dalam gerbong kereta aja. Ini pun bukan sekedar jalan-jalan tetapi belajar yang menyenangkan. Kok bisa? Iya setiap menemukan tanaman atau benda ketika jalan-jalan maka akan diberikan penjelasan singkat. Jadi anak langsung melihatnya bukan sekedar hanya foto di buku.

Panjang deh kalau cerita tentang belajar yang menyenangkan dari buku Totto-Chan ini. Mending beli dan baca sendiri biar lebih berasa kalau belajar tuh bisa semenyenangkan itu.

Merdeka Belajar di Tengah Pandemi

Kalau di mata aku, pandemi malah menjadikan belajar tuh jadi tak ada batasan lagi. Yang selama ini belajar selalu offline jadi banyak bermunculan kelas online. Jadi nggak ada lagi tuh alasan tuh buat mager-mageran atau nggak belajar hal baru. Bahkan kelas onlinenya tuh nggak cuma berbayar ada juga yang gratis. Tinggal pilih aja sesuai keinginan.

Pandemi benar-benar memaksa kita untuk melihat makna belajar yang sesungguhnya. Tak sekedar duduk diam atau harus datang ke sekolah. Belajar dari mana juga bisa kok. Jadi nggak ada ruang batasan khusus untuk kita malas belajar.

Apalagi di era digital kaya gini tentu amat sangat memudahkan untuk belajar dari mana saja. Coba kalau pandemi ada di saat teknologi belum semaju ini. Pastinya akan lebih sulit lagi. Jadi daripada kebanyakan mengeluh karena pandemi dan merasa menghambat proses belajar, mending mencari cara agar terasa belajar lebih menyenangkan.

Para orang tua yang merasa pandemi membuat belajar jadi mengerikan, mungkin perlu memahami makna belajar yang sesungguhnya dahulu. Tak lagi mematok nilai tinggi karena nilai tinggi belum tentu anak memahami materi. Bisa jadi nilai tinggi diperoleh dari hafalan yang dikejar semalam. Bahkan bisa diperoleh dari hasil curang seperti mencontek.

Pandemi ini juga menyadarkan jika tanggung jawab pendidikan anak tuh bukan pada guru tetapi ya orang tua yang utama. Guru hanya perantara yang membantu orang tua jadi jangan malah terbalik, guru yang utama sedangkan orang tua lepas tangan begitu saja tentang apa yang dipelajari anaknya.

Jadi pandemi bukan berarti belajar menjadi terbatas malah seharusnya menjadi lebih bebas berinovasi di tengah keterbatasan. Sehingga bisa menikmati merdeka belajar dengan cara dan zona nyamannya masing-masing tanpa merasa belajar itu beban.

#OprecODOP9 #KomunitasODOP #OneDayOnePost #MerdekadiTengahPandemi
Zakia Widayanti
Seorang yang mengaku introver dan menjadikan tulisan sebagai jalan ninja agar tetap waras. Tulisan adalah caraku menyampaikan keresahan dan kegelisahan. Terkadang semakin banyak menulis bisa jadi tanda jika aku sedang galau atau sedih atau mungkin banyak deadline :)

Related Posts

10 komentar


  1. Dulu belajar online atau kuliah online hanya jadi bahan buat candaan sekarang karena virus Corona itu menjadi nyata dan mau tidak mau harus mau melakukannya

    BalasHapus
  2. bener juga sih, tapi aku masih setuju sekolah offline. Belajar bukan hanya bertemunya guru dan murid, tetapi bounding antara keduanya. Seorang murid seharusnya mendatangi guru mereka dan belajar langsung dari mereka, bertatap muka, berdiskusi tanpa sekat. Kapan ya sekolah bisa full offline lagi?

    BalasHapus
  3. Kalau ada di kita, sekolah seperti yang digambarkan di Toto Chan, kayanya akan keren sekali, dan kita memang butuh lembaga-lembaga pendidikan yang memahami benar kebutuhan setiap anak dalam belajar

    BalasHapus
  4. Sejak memutuskan HS buat anak - anak kami merasakan banget merdeka belajar dan mengajar. Anak-anak merdeka, orang tua pun merdeka jauh sebelum pandemi.

    BalasHapus
  5. Iya, pandemi kayak gini, kelas gratis bertebaran dimana². ODOP, Blogspedia adalah contohnya. Semua ilmu didapet dengan cuma².

    BalasHapus
  6. Jadi pengen baca Totto Chan.. Aku pengen banget bisa memfasilitasi siswa buat merdeka belajar. Biarbelajar ga sekedar cari nilai

    BalasHapus
  7. Aku dah lama pengen baca Toto Chan nih. Btw, sekarang ini kita emang butuh banget tempat belajar yg memang mengakomodir kebutuhan belajar anak dan ortunya

    BalasHapus
  8. Betul, dengan adanya teknologi yang semakin maju, kita bisa mudah untuk mengakses informasi mengenai banyakpbanyak Bahkan, banyak juga yang menyediakan kelas gratis di tengah pandemi ini.

    BalasHapus
  9. Sepertinya kisah Totto Chan mengandung banyak pelajaran, jadi pengen membaca buku ini. Saiap tahu dapat inspirasi untuk keseharian.

    BalasHapus
  10. Buku Toto Chan ini, salah satu buku favoritku
    Pemahaman belajar dari buku Toto Chan itu emang keren banget, bikin banyak tertampar dan ingin sekali bisa diterapkan di sistem pendidikan saat ini tapi disesuaikan dengan situasi kita

    BalasHapus

Posting Komentar