jejak tulisan si kaki kecil

Titik Balik Hidupku Ketika Mengenal Bengkel Diri

11 komentar
Konten [Tampil]
Ketika diri ini pernah merasakan hampa, resah, gelisah, hidup tak tenang dibayang-bayangi masa lalu yang menyakitkan, ataupun hal-hal yang terkadang membuat hidup ini ya biasa-biasa aja. Ternyata diri ini jauh dari Allah. Tapi kan kamu masih ibadah. Ibadahku hanya sebuah formalitas, rutinitas wajib tanpa makna. Sehingga tidak meninggalkan ketenangan ketika melakukannya. Lewat begitu saja, tanpa dinikmati setiap proses ketika beribadah.

Nyatanya omongan temanku yang atheis itu benar. Aku hanya memeluk Islam karena keadaan. Semua pertanyaan itu selalu terngiang-ngiang di pikiranku. Apa jika aku dilahirkan dari keluarga non Islam aku akan tetap menjadi Islam nantinya? Atau aku akan tetap memeluk agama dari orang tuaku tanpa mengenal Islam?

Aku yang kehilangan arah dipersimpangan jalan, aku yang kehilangan pegangan hingga hampir terjatuh, aku yang selalu mempertanyakan banyak hal tentang Islam pada diriku, nyatanya masih ditolong Allah. Allah masih menyayangiku walaupun ibadahku hanya sebuah formalitas tanpa makna. Allah masih mengirimkanku sahabat-sabahat yang selalu mengajakku kebaikan dan Allah juga yang mempertemukanku dengan bengkel diri di explore ig.

Pertama kali mengetahui bengkel diri saat diri ini hampir depressi, bagaimana tidak hampir setiap malam aku hanya meratapi hidupku. Tak pernah air mataku kering waktu malam hari. Hingga setiap orang yang menjadi tempat keluh kesahku pun lelah dengan ketakutan-ketakutanku yang tidak terbukti. Hanya sebuah bayang-bayang ketakutan yang aku buat sendiri. Allah seolah mengirimkanku pentunjuk, ini lho kalau memang kamu butuh obat. Tapi hati ini belum terketuk sepenuhnya, aku yang ketika mengambil keputusan selalu memikirkan panjang ini memutuskan hanya follow bengkel diri dan ummu balqis. Beberapa kali kelas buka, aku hanya memandanginya, membaca komen-komennya. 

Setelah pertimbangan panjang dan meyakinkan diri jika diri ini benar-benar ikhlas mengikuti kelas online karena Allah, ingin memperbaiki diri. Maka tergabunglah diriku di level 1 angkatan 6 kelas Laila Al Ghifariah. Masya Allah, Allah mempertemukanku dengan orang-orang hebat, teman-teman yang selalu membuatku banyak bersyukur karena cerita-cerita mereka yang terkadang membuatku belajar banyak hal tentang hidup. 

Bengkel diri benar-benar memaksaku untuk meningkatkan kuantitas ibadah, bahkan ibadah yang jarang aku lakukan terpaksa harus aku lakukan. Nyatanya? Hidupku menjadi lebih tenang dan stabil, diri ini berusaha untuk menjalankan ibadah-ibadah sunnah agar bisa bercerita dengan Allah lebih lama, dan membuatku pelan-pelan mengecek segala PR yang harus aku tuntaskan. Dari bengkel diri, aku belajar banyak hal, karena materi yang disusun berimbang antara dunia dan akhirat. Sehingga kita tak hanya belajar tentang ilmu agama tetapi juga ilmu-ilmu lain seperti parenting, pernikahan, bisnis, tulis menulis, psikologi. 

Bengkel diri seperti membuatku lebih memiliki jiwa hingga ketika selesai level 1, tanpa pikir panjang aku pun memutuskan langsung ikut level dua dan masuk kelas Basyniin. Rasanya bengkel diri seperti memiliki kecanduan tersendiri bagiku. Dimana rindu dengan materi dan tanya jawab. Rindu membaca chat-chat di grup yang terkadang curhat tentang berbagai hal. Walaupun memang aku merasakan perbedaan grup di level 1 dan 2, begitu pula wali kelasnya. Tetapi tak mengapa, karena setiap kelompok pasti ada keunikannya masing-masing.

Lalu ketika ada yang nanya, lumayan juga bayarnya. Kan bisa ikutan kajian yang gratis. Yakin? Bakal sering dateng semua kajian? Setidaknya ini pintu biar kita semangat cari ilmu lewat kajian, untuk menambal-nambal ilmu yang kurang. Bayar 250k menurutku worth it si. Tapi yang perlu diingat, yakinkan diri dulu buat bener-bener yakin ikut bengkel diri karena Allah. Karena percuma kalau nggak niat, jadinya mubazir buat bayar ilmu. Banyak cerita yang ikut bengkel diri ya cuma lewat gitu aja, nggak bener-bener nyimak, nggak bener-bener ngerjain tugasnya, jadi ketika selesai bengkel diri nggak kangen dan nggak sedih. Bisa jadi malah menyesal. Ketika memilih sebuah keputusan maka selesaikanlah apa yang kamu mulai hingga kamu merasakan manfaat di setiap prosesnya.
Zakia Widayanti
Seorang yang mengaku introver dan menjadikan tulisan sebagai jalan ninja agar tetap waras. Tulisan adalah caraku menyampaikan keresahan dan kegelisahan. Terkadang semakin banyak menulis bisa jadi tanda jika aku sedang galau atau sedih atau mungkin banyak deadline :)

Related Posts

11 komentar

  1. MasyaAllah... Sy juga merasakan hal yg sama bhw BD tu mrpkn jln utk mncapai turning point of life nya qta sbg muslimah... salam kenal mba...

    BalasHapus
  2. Masya Allaaah benar sekali mba. Bengkel Diri bikin candu!!

    BalasHapus
  3. iya mba banyak yg mundur gegara 250 padahal itu ga seberapa dibanding yg didapat

    BalasHapus
  4. 250K, worth it dengan ilmu yang didapat.. MasyaaAllah

    BalasHapus
  5. Masya Allah Tabarakallah. Keep Istiqomah. Tularkan ilmunya ke yang lain ya. Berbagi kebaikan

    BalasHapus
  6. MashaAllah Bener banget, masuk BD itu kyk hidup kita ditata kembali,. Semangat Mba..

    BalasHapus
  7. Iya teh bener, bayar 250k ga rugi..banuak banget ilmu dunia akhirat yang didapet...semoga kita bisa istiqomah ya teh☺

    BalasHapus
  8. MasyaAllaah mbaakk nice sharingg. semangatt!! salam kenal yaa:)

    BalasHapus
  9. Masya Allah mba. Semoga selalu sehat dan bahagia ya.. di balik kesedihan pasti ada kebahagiaan. Semangat... Allah bersama kita...

    BalasHapus
  10. Insya Allah saya baru mau ikut mba,,,
    Merasa butuh asupan ilmu dan konsistensi beribadah soalnya,,,
    dan ingin jd turning point jg seperti yang mba bilang,,,
    semangat ya mba,,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya semangat juga mba 😊
      Semoga bisa selalu dalam lingkungan yang mengajak kepada kebaikan ya mba

      Hapus

Posting Komentar