jejak tulisan si kaki kecil

Novel Viral yang Laris: Kekuatan Cerita dan Marketing

1 komentar
Konten [Tampil]
Membuat novel viral yang laris siapa si yang tak menginginkannya? Apakah hal tersebut bisa dilakukan dalam waktu yang singkat dan dengan cara yang mudah?

Seorang penulis Novel Dua Barista, Najhaty Sharma berbagi tips tentang pengalamannya menulis novel. Jika ingin menjadikan novel tak sekedar viral tapi laris juga, perlu memahami keinginan orang lain tetapi tetap harus orisinal. 

Novel Viral yang Laris

Mba Haty membagikan cara menjadikan novel viral yang laris dengan memadukan kekuatan cerita dan marketing. Jika tidak maka akan menjadikan novel yang viral saja tetapi tidak laris jika dijual. Kebanyakan pembaca online lebih suka gratis dibandingkan membeli bukunya ketika ada cerita yang viral.

Kekuatan Cerita

Pernah mengalami gagal menulis hingga berjudul-judul? Menulis cerita tapi tidak selesai? Atau menulis cerita dengan alur yang memaksa? 

Berlatih menulis memang penting dan memulai dengan tak memikirkan banyak teori. Agar bisa menemukan teori sendiri yang unik yang berbeda dengan orang lain. Tetapi gagal menulis bukan karena tak banyak berlatih tetapi akibat tidak memperhatikan kontruksi cerita, penokohan, alur, latar, dan konflik. 

1. Kontruksi Cerita

Membangun kontruksi cerita di awal dengan matang dilakukan agar menulis bisa selesai dan tidak memaksa seperti kebanyakan akhir dari cerita sinetron. Memikirkan ending yang sesuai dengan cerita di awal dengan cerita yang bekesinambungan. Cerita di bab awal menjadi sebab dan akibatnya di cerita selanjutnya. Hal tersebut yang harus diketahui oleh penulis cerita.

2.Latar

Pemilihan latar tak harus yang bagus dan di luar negeri. Lebih baik memilih latar yang kita kuasai agar bisa ditonjolkan. Boleh menceritakan latar yang indah dibenak pembaca nanti tapi sangat disayangkan jika kita tak menguasainya. Bukankah kita bisa memulai latar yang lekat dengan kita dan kehidupan sehari-hari? Latar yang seolah tampak nyata ada dan para pembaca mencarinya di google maps.

3. Penokohan

Penokohan penting agar pembaca tertarik membaca cerita kita sampai selesai. Persaingan para penulis yang semakin ketat karena ada cerita yang gratis dibaca dan banyak orang yang menulis di jaman ini. Orang pun mudah untuk menulis dan memiliki kesempatan yang sama. Maka kita perlu mempersiapkan tokohnya terlebih dahulu, laki-laki ataupun perempuan harus kita kenali agar mendapatkan ikatan dengan sang tokoh.

Ketika menunjukkan karakter tokoh pun harus menunjukkan bukan mengatakan dengan tulisan. Menggambarkan orang yang romatis itu bagaimana? Misal laki-laki yang mau membawakan tas perempuan. Atau gambaran orang yang bijaksana itu bagaimana, kita harus mengetahui cara penggambarannya, bukan mengatakkan secara langsung karakternya. 

4. Konflik

Konflik yang akan membuat cerita hidup. Dari konflik tersebut nantinya akan ditemukan solusi dari sudut pandang kita. Dengan membayangkan menjadi tokoh utama agar nantinya para pembaca dapat merasakan konflik yang dialami tokoh. 

Konflik tersebut bisa jadi kita ambil dari kehidupan kita atau orang lain. Ketika bertemu orang baru atau masalah baru maka bisa kita resapi dan ambil maknanya. Bisa menjadi ide konflik sebuah novel agar lebih hidup.

5. Alur

Membuat alur yang mengagetkan pasti akan menarik bagi pembaca. Tetapi jangan diletakkan pada bagian depan karena akan menjadikan cerita jadi biasa. Alur yang mengagetkan lebih baik diletakkan pada akhir cerita dengan kejutan di setiap bagiannya. Dengan begitu maka orang akan bertahan untuk membaca dan menebak-nebak apa cerita berikutnya.

Lima hal tersebut yang akan menjadi kunci kekuatan sebuah cerita. Selain itu, kita sebagai penulis tetap harus memperhatikan sudut pandang pembaca, apa yang membuat pembaca bosan maka jadikan catatan. Bisa dari masukan dan kritik pembaca atau rasa bosan kita saat membaca sebuah cerita. Semua itu bisa jadi pertimbangan saat menulis agar bisa menghasilkan cerita yang lebih menarik.

Marketing 

Jika sebuah cerita dan marketing digabungkan akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Apalagi dijaman sekarang lebih mudah melakukan marketing dan promosi dengan organik. Dimulai dengan membuat relasi dan jaringan dari nol tanpa membuat iklan. Jika kita berhasil dengan organik maka akan mudah membuat promosi yang non organik.

Lalu kenapa harus organik? Kadang kala ada kebohongan di iklan. Promosi sesuatu dengan besar-besaran ternyata realitanya tak sesuai dengan ekspektasi. Bisa jadi kita tak tahu apakah pembaca puas atau tidak. Jika organik kita bisa berinterkasi langsung dan berani dikritik.

Mba Haty sendiri mengambil promosi melalui facebook. Sasaran emak-emak umur 32 tahun dan banyaknya yang seumuran menjadi target Mba Haty. Sehingga cerita yang dibuat pun harus sesuai dengan target. Jangan cerita yang idealis dan berat, buatlah cerita yang santai sesuai dengan kesukaan emak-emak.

Promosi melalui media sosial itu dilakukan Mba Haty karena bukunya akan diterbitkan secara self publishing. Jadi perlu memperhatikan tempat promosi yang sesuai target dan juga membangun tim serta networking. Promosi pun dilakukan secara softselling yang tidak membuat pembaca merasa harus membeli. Ketika pembaca menyukai sebuah cerita dan terlibat di dalamnya, maka akan dengan sendirinya tergerak untuk membeli.

Gimana nih tertarik membuat novel viral yang laris? Ternyata membuat novel perlu merencanakan semuanya dari awal, tak sekedar nulis aja tapi mau kita jadikan apa novel tersebut. Apakah sekedar viral tapi orang tak tertarik membeli? Atau malah hanya laris dipasaran tanpa perlu viral? Atau bisa jadi memilih keduanya.
Zakia Widayanti
Seorang yang mengaku introver dan menjadikan tulisan sebagai jalan ninja agar tetap waras. Tulisan adalah caraku menyampaikan keresahan dan kegelisahan. Terkadang semakin banyak menulis bisa jadi tanda jika aku sedang galau atau sedih atau mungkin banyak deadline :)

Related Posts

1 komentar

  1. Hoo, tips yang sangat menarik mbak. Semoga tahun ini aku bisa menerbitkan novel ehehee

    BalasHapus

Posting Komentar