jejak tulisan si kaki kecil

Lulus Ujian Ramadhan

Konten [Tampil]
Bismillah....

Tulisan ini seharusnya di post tahun lalu tapi ternyata tidak selesai dan berujung di draft. Sehingga akan aku selesaikan sekarang dan menjadi salah satu tulisan untuk setoran di grup blogging bengkel diri.


Bulan Ramadhan itu layaknya sebuah ujian keimanan bagi umat muslim. Dimana selama satu bulan kita melakukan puasa, sholat tarawih, membaca Al Quran, melakukan i'tikaf di sepuluh hari terakhir, dan lain sebagainya. Rasanya semua berlomba-lomba untuk beribadah walaupun tantangannya banyak. Yang kerja tapi harus puasa, jadi harus tetap semangat. Yang hamil atau menyusui atau punya toddler, terkadang harus curi-curi waktu buat ibadah. Karena kondisi setiap orang berbeda, jadi harus pintar-pintar memanfaatkan bulan Ramadhan untuk beribadah kepada Allah.

Sebagai hamba yang banyak kekurangan ini, pastinya kadang merasa sedang semangat-semangatnya beribadah, kadang merasa sedang malas-malasnya beribadah. Sedangkan kita tau, bulan Ramadhan merupakan bulan dimana setan-setan dibelenggu, rahmat bertebaran, ampunan Allah dibuka selebar-lebarnya, amalan kita dilipat gandakan, doa-doa diijabah oleh Allah SWT. Diluar ramadhan kita ada waktu yang mustajab untuk berdoa, tapi di bulan Ramadhan, setiap detik doa-doa diijabah. Bagi mereka yang berpuasa maupun tidak bisa berpuasa tetap merasakan berkah Ramadhan. Ramadhan merupakan bulan mulia yang dipilih Allah.⁣ Lalu bagaimana agar tetap istiqomah beribadah selama bulan Ramadhan dan lulus ujian Ramadhan sehingga tetap melakukan kebiasaan baik di bulan-bulan selanjutnya?

MENCARI TEMAN SEPERJUANGAN
Layaknya akan menghadapi ujian sekolah, pastinya kita akan membuat kelompok belajar kecil agar bisa semangat belajar. Begitu pula dengan ibadah, kita harus mencari teman seperjuangan yang mengingatkan atau mendukung kita agar senantiasa dalam kebaikan. Dengan begitu, ketika kita malas, futur, maka akan ada alarm khusus yang membuat kita malu untuk bermalas-malasan. Di dua bulan ramadhan ini, aku pun mencoba untuk ikut beberapa kelompok yang mengajak pada kebaikan, seperti bengkel diri, odoj, tahsin, dan juga liqo. Dengan ikut kelompok-kelompok tersebut diharapkan bisa menjadi pengingat diri ini ketika sedang futur agar tetap bisa istiqomah dalam kebaikan.

MENGINGAT KEMATIAN
Mengingat kematian adalah salah satu hal yang membuat aku tidak mau menunda sholat (salah satunya). Ketika adzan terdengar lalu ingin menunda dengan alasan mengantuk, maka ketika mengingat kematian seketika diri ini langsung bergegas mengambil air wudhu dan sholat. Setelahnya baru tidur jika dirasanya mengantuk. Tetapi jika tetap memaksakan untuk tidur terlebih dahulu, maka tidak akan merasakan ketenangan dalam tidurnya karena ada bayang-bayang ajal yang bisa dijemput kapan saja.

"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." (QS Al A'raf: 34)

"Bagi setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." (QS Yunus: 49)

"Tidak ada suatu umat pun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat meminta penundaan(-nya)." (QS Al Hijr: 5)

"Maka apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." (QS An Nahl: 61)

"Tidak ada suatu umat pun yang dapat menyegerakan ajalnya, dan tidak (pula) menangguhkannya." (QS Al Mu'minun: 43)

Dari ayat-ayat didapat kita dapat memahami jika kita tidak dapat mempercepat atau menunda ajal. Maka sebisa mungkin jangan menunda sebuah kebaikan lalu merasa kita akan memiliki waktu untuk melakukannya kelak karena kita tak akan tau kapan ajal akan datang. Tidak mungkin kita meminta untuk ditunda karena sebuah urusan yang belum selesai kita lakukan. Sehingga jangan sampai menyesal akibat menunda sesuatu dan tak bisa menyelesaikan akibat ajal yang datang terlebih dahulu.

MEMAHAMI LAILATUL QADAR
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam qadar. Dan tahukan kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Roh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." (QS Al Qadr: 1-5)

Dari surah diatas dapat diketahui jika lailatul qadar adalah malam kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan. Jika kita memahami apa si itu lailatul qadar maka kita akan senantiasa istiqomah di 10 malam terakhir ataupun berusaha untuk melakukan hal-hal baik yang lebih banyak dari sebelumnya. Di malam itu para malaikat turun membawa rahmat Allah SWT dan mengurus berbagai urusan yang barokah, jangan sampai dimalam itu dalam keadaan lalai.⁣

Seperti kata Teh Karin dalam materinya "Urgensi mengoptimalkan 10 hari Terakhir Ramadhan", dijelaskan jika 10 hari terakhir ramadhan merupakan kesempatan terakhir menjadi lompatan ruhiyah. Ketika bertaqwa perlu tingkatan seperti belajar membaca Al Quran mulai dari 1 halaman, 2 halaman hingga 1 juz, maka malam lailatul qadar seharusnya mempermukan kita melakukan amalan berkali-kali lipat karena setan sedang dibelenggu. Amalan yang kita lakukan di malam itu, jika Allah izinkan menemuinya, maka akan dilipat gandakan seakan-akan kita melaksanakan lebih dari 1000 bulan/83 tahun. Jikalau selama ini kita lalai dalam sholat, kurang dalam membaca Al Quran, masih kurang sabar, maka itu sebagai tabungan pahala dan kebaikan berlipat ganda secara eksponensial.⁣

"Pada (malam itu) dijelaskan segala urusann yang penuh hikmah" (QS Ad Dukhan: 4)

Pada saat lailatul qadr akan dirinci dalam lauhul mahfudz mengenai takdir kita setahun ke depan, barang siapa ditemukan beramal sholih maka aku ditulis takdir kebaikan setahun ke depan dan jika lalai maka ditetapkan takdir buruk setahun ke depan. Bukan takdir duniawi tapi respon dan amalan akhiratnya. Dalam lauhul mahudz sudah tertulis jika akan sakit, apakah sakitnya menjadi barokah atau tidak ? Penyucian dosa atau tidak ? Menjadi malapetaka atau tidak ? Itulah yang akan dituliskan saat lailatul qadr⁣.


Lulus tidaknya kita dalam ujian Ramadhan mungkin tidak bisa dinilai dengan angka seperti ujian sekolah. Tetapi kita bisa merasakannya sendiri, apakah diri ini merasakan hikmah bulan Ramadhan, apakah tetap semangat beribadah layaknya bulan Ramadhan dan lain sebagainya. Semoga kita termasuk dalam hamba yang lulus ujian ramadhan dan tetap istiqomah dalam kebaikan.
Zakia Widayanti
Seorang yang mengaku introver dan menjadikan tulisan sebagai jalan ninja agar tetap waras. Tulisan adalah caraku menyampaikan keresahan dan kegelisahan. Terkadang semakin banyak menulis bisa jadi tanda jika aku sedang galau atau sedih atau mungkin banyak deadline :)

Related Posts

9 komentar

  1. Semoga kita bisa lulus ujian Ramadhan kali ini y mba, semoga kita bisa meramadhankan hari2 kita selanjutnya dgn istiqomah beribadah :)

    BalasHapus
  2. Aamiin... Semoga kita semua lulus ujian ramadhan dan tetap istiqomah dalam kebaikan 😊. Terimakasih sharingnya Mba 😊

    BalasHapus
  3. Butuh ilmu dan niat yang kuat ya mba untuk bisa tetap istiqomah.

    BalasHapus
  4. Banyak Mengingat Kematian, mengena sekali mb✍️

    BalasHapus
  5. Aamiin Allahumma Aamiin. Untuk point mencari teman seperjuangan, sangat penting ya. Untuk sama-sama terus berproses, istiqomah dalam kebaikan. Jadi, jangan salah memilih teman. Semangat!

    BalasHapus
  6. aaamiiin, semoga kita semua termasuk yang lulus lulus ya mbaak :">

    BalasHapus
  7. Aaamiin, Semoga kita semua selalu di pertemukan dengan circle pertemanan positif yang bisa membawa kita kepada ketaatan. Terimakasih atas sharingnya mba :)

    BalasHapus
  8. Aamiin Allahumma Aamiin... semoga kita dipertemukan kembali dengan Ramadhan 🥺

    BalasHapus

Posting Komentar